Mendengkur alias ngorok dialami hampir semua orang terutama jika tidur dalam kondisi yang sangat lelah. Tapi bila orang ngorok setiap hari dengan suara yang keras, bisa meningkatkan risiko dan pertanda awal penyakit jantung.
Orang yang mendengkur keras, mengalami kesulitan tidur atau sering terbangun dengan perasaan lelah lebih sering terkantuk-kantuk di tempat kerja. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya.
Dalam studi tersebut, peneliti di University of Pittsburgh mempelajari lebih dari 800 orang antara usia 45 dan 74 tahun mengenai kualitas tidurnya. Tiga tahun kemudian, orang-orang yang melaporkan mendengkur keras dua kali lebih mungkin mengalami sindrom metabolik, yaitu faktor risiko penyakit jantung, diabetes dan stroke.
Sindrom metabolik mencakup tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, rendah kolesterol baik (HDL), trigliserida tinggi dan lemak perut berlebihan.
"Gangguan tidur kronis dapat memproduksi hormon stres tingkat tinggi dan memiliki respons kardiovaskular berlebihan, yang dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, metabolisme glukosa dan berat badan," kata penulis utama studi, Wendy Troxel, Ph.D., asisten profesor psikiatri dan psikologi di University of Pittsburgh, dilansir CNN, Senin (6/12/2010).
Menurut Troxel, masalah tidur bisa langsung berkontribusi terhadap faktor risiko penyakit jantung dan diabetes. Getaran tubuh yang disebabkan oleh mendengkur dapat meningkatkan peradangan yang berpotensi merusak lapisan dalam arteri.
"Masalah tidur adalah sebuah masalah besar. Mendengkur bisa jadi pertanda adanya gangguan pernapasan yang akhirnya bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke. Ini bisa mempersingkat hidup Anda," kata Jordan Josephson, MD, spesialis THT dari Lenox Hill Hospital, di New York City.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, gangguan tidur juga bisa disebabkan oleh terhalangnya saluran udara bagian atas selama tidur, mendengkur yang keras bisa menjadi salah satu gejalanya. Gangguan tidur sangat dekat hubungannya dengan obesitas, tekanan darah tinggi, gagal jantung dan stroke.
"Dokter harus mulai menanyakan pasien tentang kualitas tidur mereka dalam rangka untuk mengukur risiko penyakit jantung dan diabetes. Mendengkur dan kurang tidur harus diatasi segera, sebelum berakhir menjadi penyakit yang serius," jelas Hormoz Ashtyani, MD, direktur medis Institute for Sleep-Wake Disorders di Hackensack University Medical Center, New Jersey. (mer/ir)
Sumber : detikHealth
Orang yang mendengkur keras, mengalami kesulitan tidur atau sering terbangun dengan perasaan lelah lebih sering terkantuk-kantuk di tempat kerja. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya.
Dalam studi tersebut, peneliti di University of Pittsburgh mempelajari lebih dari 800 orang antara usia 45 dan 74 tahun mengenai kualitas tidurnya. Tiga tahun kemudian, orang-orang yang melaporkan mendengkur keras dua kali lebih mungkin mengalami sindrom metabolik, yaitu faktor risiko penyakit jantung, diabetes dan stroke.
Sindrom metabolik mencakup tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, rendah kolesterol baik (HDL), trigliserida tinggi dan lemak perut berlebihan.
"Gangguan tidur kronis dapat memproduksi hormon stres tingkat tinggi dan memiliki respons kardiovaskular berlebihan, yang dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, metabolisme glukosa dan berat badan," kata penulis utama studi, Wendy Troxel, Ph.D., asisten profesor psikiatri dan psikologi di University of Pittsburgh, dilansir CNN, Senin (6/12/2010).
Menurut Troxel, masalah tidur bisa langsung berkontribusi terhadap faktor risiko penyakit jantung dan diabetes. Getaran tubuh yang disebabkan oleh mendengkur dapat meningkatkan peradangan yang berpotensi merusak lapisan dalam arteri.
"Masalah tidur adalah sebuah masalah besar. Mendengkur bisa jadi pertanda adanya gangguan pernapasan yang akhirnya bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke. Ini bisa mempersingkat hidup Anda," kata Jordan Josephson, MD, spesialis THT dari Lenox Hill Hospital, di New York City.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, gangguan tidur juga bisa disebabkan oleh terhalangnya saluran udara bagian atas selama tidur, mendengkur yang keras bisa menjadi salah satu gejalanya. Gangguan tidur sangat dekat hubungannya dengan obesitas, tekanan darah tinggi, gagal jantung dan stroke.
"Dokter harus mulai menanyakan pasien tentang kualitas tidur mereka dalam rangka untuk mengukur risiko penyakit jantung dan diabetes. Mendengkur dan kurang tidur harus diatasi segera, sebelum berakhir menjadi penyakit yang serius," jelas Hormoz Ashtyani, MD, direktur medis Institute for Sleep-Wake Disorders di Hackensack University Medical Center, New Jersey. (mer/ir)
Sumber : detikHealth
Posting Komentar