Menurunnya kepadatan tulang sebagai salah satu penanda penyakit
osteoporosis kerap dikaitkan dengan kekurangan asupan kalsium. Padahal,
kekurangan protein juga dapat menyebabkan massa tulang menurun.
"Kekurangan
protein bisa menyebabkan tulang rapuh karena di dalam massa tulang
terdapat protein khas yang disebut osteokalsin," kata dr. Fiastuti
Witjaksono Sp.GK dalam acara media workshop menyambut Bulan
Osteoporis Nasional yang diadakan Fonterra Brands di Jakarta
(29/9/2011).
Sayangnya, menurut Fiastuti kebanyakan pola makan
orang Indonesia kurang protein. "Selain karena piring makanan kita
berisi lebih banyak nasi daripada lauknya, kebanyakan orang Indonesia
juga berhenti minum susu setelah beranjak besar," paparnya.
Untuk
mencukupi kebutuhan protein harian, disarankan untuk mengasup 10-15
persen protein dari total kalori. "Dalam sepiring makan, isi dengan
karbohidrat 50 persen ditambah protein 15 persen dan lemak 10 persen,"
katanya.
Kendati begitu protein tidak boleh berlebihan karena
protein yang berlebihan akan dibuang oleh tubuh dan menarik kalsium
sehingga cadangan kalsium kita berkurang.
"Karena itu sangat tidak
disarankan melakukan diet tinggi protein karena bisa berdampak pada
tulang," imbuhnya.
Selain kekurangan kalsium dan protein, faktor
yang memberi efek negatif pada tulang antara lain adalah berat badan
kurang, penurunan berat badan yang salah, kebiasaan merokok, konsumsi
kafein berlebih, serta pola makan tinggi natrium yang terdapat pada
garam, pengawet dan penyedap makanan.